Saturday 28 July 2012

Zoé "Bésame Mucho" (Video Oficial) HD

Keseimbangan antara hati dan otak


Otak (bahasa Inggris: encephalon) adalah pusat sistem saraf (bahasa Inggris: central nervous system, CNS) pada vertebrata dan banyak invertebrata lainnya.
Otak manusia [1] adalah struktur pusat pengaturan yang memiliki volume sekitar 1.350cc dan terdiri atas 100 juta sel saraf atau neuron. Otak mengatur dan mengkordinir sebagian besar, gerakan, perilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh. Otak manusia bertanggung jawab terhadap pengaturan seluruh badan dan pemikiran manusia. Oleh karena itu terdapat kaitan erat antara otak dan pemikiran. Otak dan sel saraf didalamnya dipercayai dapat memengaruhi kognisi manusia. Pengetahuan mengenai otak memengaruhi perkembangan psikologi kognitif. Otak juga bertanggung jawab atas fungsi seperti pengenalan, emosi. ingatan, pembelajaran motorik dan segala bentuk pembelajaran lainnya.
Otak terbentuk dari dua jenis sel: glia dan neuron. Glia berfungsi untuk menunjang dan melindungi neuron, sedangkan neuron membawa informasi dalam bentuk pulsa listrik yang di kenal sebagai potensi aksi. Mereka berkomunikasi dengan neuron yang lain dan keseluruh tubuh dengan mengirimkan berbagai macam bahan kimia yang disebut neurotransmiter. Neurotransmiter ini dikirimkan pada celah yang dikenal sebagai sinapsis. Avertebrata seperti serangga mungkin mempunyai jutaan neuron pada otaknya, vertebrata besar bisa mempunyai hingga seratus miliar neuron.
Neuron otak mengandung dua jenis asam lemak PUFA (bahasa Inggris: polyunsaturated fatty acids), yaitu asam arakidonat (AA) dan asam dokosaheksaenoat (DHA) yang terletak pada posisi sn2 dari molekul fosfogliserida dalam membran sel neuron.[2] PUFA dapat terlepas dari fosfogliserida oleh stimulasi fosfolipase PLA-2. Molekul AA yang terlepas akan diproses oleh enzim siklo oksigenase menjadi prostaglandin dan tromboksana, atau diproses oleh enzim 5-lipo oksigenase menjadi lipoksin. Baik AA maupun DHA dapat diproses oleh enzim lipo oksigenase guna membentuk senyawa turunan hidroksi dan leukotriena.

Definisi dan Konteks Hati
Dari segi bahasa, qalb (kata benda untuk qalaba) berarti lubuk hati, jantung, inti, kekuatan, semangat keberanian. Qalb juga kadang dimaknai sebagai akal. Sementara itu, akar kata qalaba mengandung pengertian antara lain merubah, membalikkan, menjadikan yang batini menjadi zahiri, menumbangkan, mempertimbangkan, terbalik, dan lain-lain. Sedangkan adr (bahasa Indonesia, dada) berarti  bagian atas atau depan dari segala sesuatu, dada, permulaan, buah dada.
adr juga dimaknai sama dengan fu'ād. Adapun kata fu'ād itu dapat diartikan hati, akal, dan atau pikiran. Dengan demikian, berdasarkan pengertian bahasa, baik kata qalb, adr, dan fu'ād merujuk kepada substansi yang nyaris sama. Perbedaan ketiganya terletak pada analisa perbedaan sudut tinjauan, misalnya dengan menunjukkan struktur hati, di mana adr berada pada lapisan luar, qalb dan fu'ād masing-masing secara berurutan menempati struktur hati yang lebih dalam.
Jika dirangkum, pengertian hati (baik untuk kata qalb, adr, atau fu'ād) menurut Yusuf Ali adalah inti kemanusian (the very core of their being [lihat QS. Muhammad (47): 29]), tempat fakultas inteligensi, memori, pemahaman, juga tempat afeksi, emosi, dan perasaan (feeling). Hati juga merupakan tempat kenikmatan (seat of joy).
Dikaitkan dengan pandangan mutakhir mengenai kecerdasan manusia, maka hati dalam pemahaman Yusuf Ali mencakup kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosional (EQ). Oleh karena kecerdasan spiritual (SQ) merangkum dua jenis kecerdasan; IQ dan EQ, maka hati merupakan pusat kecerdasan spiritual. Sebagai pusat kecerdasan spiritual, hati memiliki kedudukan dan menjalankan fungsi yang sentral pula dalam diri manusia. Seperti hati fisik (jantung) yang mengatur peredaran darah ke seluruh tubuh, maka hati spiritual memimpin dan mengatur spiritualitas manusia.
Pandangan bahwa hati menjadi pusat spiritualitas manusia, dan merangkum fakultas rasional dan emosional, ini selanjutnya akan menghapuskan teori -biasanya dalam teologi Islam- yang menciptakan polarisasi antara hati dan akal.
Di sisi lain, pandangan ini mempertahankan pembedaan bahwa fakultas rasional dan emosional keduanya terdapat di hati. Dengan demikian, pandangan ini berbeda dengan pandangan rasional pada umumnya yang memandang fakultas pikir atau rasional terdapat di otak. Bahkan, al-Qurṭubī mencatat bahwa hati merupakan tempat fakultas fikir atau fakultas rasional. Dengan demikian, hati adalah alat berfikir manusia.